Test

terima kasih telah mengunjungi blog saya

Rabu, 22 Desember 2010

Menggunakan Keunggulan Kompetitif Teori untuk Menganalisis TI di Sektor Negara-Negara Berkembang

Artikel ketiga


Tujuan artikel ini adalah untuk memberikan panduan bagi para peneliti dan analis tentang kapan, mengapa, dan bagaimana menerapkan keunggulan kompetitif’s Porter teori analisis sektor TI di negara berkembang. Sampai saat ini, teori ini telah agak kurang diterapkan dalam analisis tersebut, namun pertanyaan tentang bagaimana mengembangkan negara-sebagai pendatang baru-dapat menciptakan keunggulan kompetitif dalam industri TI tetap menjadi salah satu kepentingan penting untuk pembuat kebijakan, pengusaha, dan lembaga internasional. Pemahaman pertumbuhan sektor TI sangat penting, dalam cahaya potensi kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi. Mulai dari TI sektor-barang, perangkat lunak, infrastruktur, layanan, dan konten. Artikel ini berfokus pada perangkat lunak. Setelah memberikan penjelasan menyeluruh dari keunggulan kompetitif, itu berlaku teori ini untuk kasus India lunak yang memang memiliki keunggulan kompetitif, berdasarkan variabel seperti keterampilan yang terus meningkat maju, persaingan domestik, dan kebijakan pemerintah / visi.

Untuk membantu peneliti, identifikasi tulisan muncul tantangan untuk teori Porter yang dapat diselesaikan secara relatif lebih mudah, tetapi juga beberapa kurang mengikuti masalah di sekitar isu kebijakan pemerintah, proses upgrade / inovasi, dan hubungan golbal. Semua ini membutuhkan beberapa identifikasi untuk mengubah ide asli Porter. Meskiun demikian teori Porter terlihat menjadi alat yang berharga untuk pembangunan informasi penetilian.

Menggunakan teori keunggulan kompetitif atas analisis teknologi dan informasi sektor di negara berkembang adalah cara efektif yang diterapkan untuk analisissektor TI di negara berkembang, dengan komponen : Barang, perangkat lunak, infrastruktur, jasa dan isi.

Baca Selengkapnya......

Dapatkah Teknologi Informasi dan Komunikasi Membuat Perbedaan dalam Pembangunan Ekonomi Transisi?

Artikel kedua


Upaya keras dari pemerintah untuk membangun sarana dan fasilitas teknologi informasi dan telekomunikasi di Indonesia bertujuan untuk memfasilitasi kegiatan interakasi ekonomi-sosial masyarakat dan sektor produksi. Oleh sebab itu pemerintah berupaya keras untuk memperluas jangkauan layanan telekomunikasi sampai ke seluruh lapisan masyarakat. Instrumen yang digunakan selama ini adalah melalui badan usaha operator telekomunikasi yang melakukan usaha/bisnis layanan telekomunikasi melalui layanan fixed line, seluler, atau satelit. Secara teknis cara ini telah berhasil membuat fasilitas telekomunikasi menjangkau seluruh wilayah geografis Indonesia (dari Sabang sampai Merauke). Namun keterjangkauan teknis-geografis ini tidak membuat sistem telekomunikasi terjangkau bagi masyarakat, yang merupakan sasaran utama. Solusi saat ini masih terlalu mahal bagi sebagian besar calon pelanggan. Akibatnya dari 250 juta penduduk Indonesia, pelanggan telekomunikasi diperkirakan baru mencapai 8 juta orang (3%) untuk fixed line, 30 juta (13%) untuk seluler, serta puluhan ribu (0.04%) untuk satelit. Sekitar 43.000 desa dari 67.000 desa belum terjangkau akses telepon. Oleh sebab itu, pemerintah, melalui Ditjen Postel, mencanangkan program kewajiban pelayanan umum, atau yang lebih dikenal dengan nama program universal service obligation (USO). Program ini dimaksudkan untuk membangun fasilitas dan layanan telekomunikasi bagi segmen masyarakat yang belum sanggup menjangkau layanan yang diselenggarakan badan usaha operator. Meskipun USO adalah initiative pemerintah dalam fungsinya sebagai agen pembangunan dan regulator jaringan, USO tetap merupakan bagian terintegrasi dari system telekomunikasi nasional, dan memberikan layanan yang transparan, serta berkualitas sama dan setara dengan pelanggan non-USO. Selain itu, program USO juga menjadi kepentingan operator dan dibiayai oleh kontribusi operator.

Segala upaya membangun dan memperluas fasilitas telekomunikasi di Indonesia, meskipun bertujuan baik dan perlu didukung, memiliki potensi masalah besar dan mendasar. Usaha pembangunan ini memerlukan investasi yang tidak sedikit. Sebagai gambaran, di tahun 2003 menurut estimasi Mastel, industri operator Indonesia menghabiskan investasi sebesar Rp. 40 triliun, sedangkan revenue yang diperoleh diperkirakan sekitar Rp. 50 triliun. Proporsi yang investasi yang sangat dominan ini menyebabkan waktu pengembalian modal mencapai sekitar 7 tahun. Hal ini diperburuk dengan persaingan harga yang sangat tajam, sehingga menurunkan kemampuan operator untuk memperpendek waktu pengembalian modal. Dari investasi sebesar ini, industri produk dalam negeri hanya mendapat pangsa pasar kurang dari 1%. Kontribusi industri manufaktur telekomunikasi nasional hanya berkisar 3% dari total belanja nasional infrastruktur telekomunikasi sebesar Rp. 40 trilyun selama periode 2004-2005. Dari total 3% tersebut, yang merupakan produk asli nasional hanya berkisar di angka 0,1% – 0,7% (IDR 1,2 milyar – IDR 8,4 milyar). Dengan kata lain, praktis semua nilai investasi menjadi capital flight yang mempengaruhi balance of payment secara negatif. Akibatnya sebagian besar dana masyarakat yang terkumpul melalui pembayaran pulsa layanan telekomunikasi harus dikirim ke luar negeri sebagai cicilan investasi peralatan tersebut, setidak-tidaknya selama tujuh tahun. Hal ini diperparah oleh maraknya pembelian terminal seluler yang murni produk asing oleh konsumen Indonesia. Akibat dari situasi ini, janji pertumbuhan ekonomi akibat perluasan fasilitas telekomunikasi tidak terjadi secara optimal di Indonesia. Efek multiplier dari investasi terhadap ekonomi lokal tidak terjadi. Sebaliknya setiap penambahan satuan sambungan terpasang (sst) di Indonesia berarti memperluas mekanisme penyedotan dana masyarakat untuk dikirim ke luar negeri. Pertumbuhan ekonomi yang diharapkan akan di-offset oleh impak negatif ini. Jalan keluar dari dilema antara perlunya perluasan fasilitas telekomunikasi dengan perlunya menghentikan mekanisme kontraksi ekonomi masyarakat akibat penggunaan layanan telekomunikasi adalah dengan membangkitkan industri telekomunikasi nasional. Industri peralatan telekomunikasi nasional adalah instrumen Indonesia untuk dapat tetap memperluas jangkauan fasilitas telekomunikasi dan menikmati multiplier effect dari investasi tersebut. Bagi sektor yang menghabiskan investasi Rp 40 triliun setahun untuk memperoleh revenue Rp 50 triliun, impak intervensi dari industri nasional terhadap ekonomi nasional sangat luas dan fenomenal. Kehadiran industri peralatan nasional dalam kebijakan pembangunan sektor telekomunikasi ditengarai memiliki impak umpan balik positif pada upaya memperluas daya jangkau layanan telekomunikasi bagi masyarakat. Dana investasi yang berputar di dalam negeri membuka lapangan kerja di dalam negeri, yang pada gilirannya menumbuhkan konsumen bagi operator telekomunikasi. Operator yang memiliki pelanggan yang semakin bertambah akan mampu menurunkan harga berkat keuntungan economy-of-scale (increasing return to scale). Dengan harga semakin terjangkau, semakin banyak masyarakat yang menjadi pelanggan. Beberapa data dari negara maju mendukung hipotesa ini. Rumah tangga di Jepang dapat membeli layanan Internet 100 Mbps pada Yahoo!BB dengan biaya Rp 300 ribu per bulan, sedangkan ITB harus membayar PT Telkom Rp. 8 juta perbulan untuk 128 kbps. Turunnya biaya Internet ini sangat membantu upaya mengatasi digital divide. Program USO perlu dikembangkan dalam kerangka pikiran yang sama. Terlebih lagi, data yang ada menunjukkan investasi per sst di daerah pedesaan jauh lebih mahal dibandingkan biaya di daerah perkotaan. Harus dicegah sejak dini sekenario perluasan mekanisme penyedotan dana masyarakat desa untuk dikirim ke luar negeri. Dengan kata lain, program USO seharusnya sepenuhnya merupakan peluang bagi industri peralatan dalam negeri.

Baca Selengkapnya......

Menempatkan TIK (Teknologi Informasi dan Informasi) di tangan seorang wanita dari Kanpur dan Chikan pekerja bordir dari Lucknow

Artikel pertama


Kanpur dan Lucknow adalah dua kabupaten India yang paling padat penduduknya dan memiliki nilai sejarah yang selalu dinikmati. Kepadatan penduduk di Kanpur-Lucknow menempatkan tekanan di fasilitasnya hampir tidak ada daerah itu sipil dan infrastrukturnya dan merupakan
daerah yang paling miskin dan terbelakang hingga memiliki tingkat kriminalitas yang tinggi.

Proyek “Menempatkan TIK di Tangan Perempuan dari Kanpur dan ‘Chikan’ Bordir Pekerja Lucknow” telah berhasil mendirikan pusat di masyarakat miskin di area / Kanpur Lucknow. jangkauan yang luas dan kemitraan strategis dengan pemimpin opini setempat telah menarik populasi target dua perempuan – mereka yang terlibat di sektor informal dan mereka yang terlibat dalam produksi “chikan” bordir – termasuk sebagian besar wanita Muslim. Pusat-pusat menyediakan pelatihan di wilayah target keterampilan: keterampilan komputer, keterampilan kerajinan tangan, dan pengetahuan kesehatan. Proyek ini bertujuan untuk menjawab tiga pertanyaan kunci:

> TIK [teknologi informasi dan komunikasi] dapat meningkatkan kapasitas perempuan yang bergerak di sektor informal untuk meningkatkan pendapatan mereka dan / atau memungkinkan perempuan untuk memasuki sektor informal dan menghasilkan penghidupan yang berkelanjutan?

> TIK dapat meningkatkan kapasitas perempuan terlibat dalam perdagangan hasil karya, seperti bordir “chikan”, untuk meningkatkan pendapatan mereka?

> TIK dapat meningkatkan kapasitas “chikan” pekerja untuk terlibat dalam sumber-sumber alternatif mata pencaharian di dalam baik sektor informal atau formal, dengan demikian meningkatkan kemampuan mereka untuk mencapai penghidupan yang berkelanjutan mengingat kejenuhan-lebih pekerja di industri “chikan” dan yang terkait menurun kembali?

keberhasilan proyek ini sampai sekarang telah menciptakan peluang baru untuk bergerak di luar tujuan aslinya dan menyediakan model yang sangat kuat dan inovatif untuk menciptakan perubahan signifikan dalam potensi pasar pekerja chikan. Untuk memanfaatkan peluang ini, proyek tersebut memerlukan bantuan teknis tambahan, yang paling penting dalam bentuk keahlian pemasaran industri-spesifik internasional.

Review Instrumen Evaluasi

Project evaluators use several instruments to obtain quantitative and qualitative monitoring and evaluation (M&E) data. Proyek evaluator menggunakan beberapa alat untuk mendapatkan pemantauan kuantitatif dan kualitatif dan evaluasi (M & E) data. Ada peluang untuk memperkuat upaya pengumpulan data untuk memastikan data yang diperlukan dikumpulkan dan bahwa data konsisten dan relatif mudah untuk menganalisis. Tim Evaluasi meninjau Framework dan merasa sangat berguna. Mereka juga memberikan rekomendasi untuk membuat dokumen lebih bermanfaat untuk mereka dan untuk tim proyek evaluasi lainnya. Kebanyakan saran yang terlibat menambahkan contoh instrumen evaluasi yang berguna untuk berbagai jenis tujuan evaluasi. Tim juga mengidentifikasi pertanyaan penelitian terapan mereka ingin alamat. Brodman mengeksplorasi penggunaan Kritis disingkat [(CSF)] Metode Sukses Factor menjawab pertanyaan penelitian terapan, yang muncul untuk bekerja secara efektif.

Baca Selengkapnya......

Jumat, 05 November 2010

Perkembangan Komputer di Indonesia

Seperti kita ketahui bahwa perkembangan pengguna komputer setiap hari semakin meningkat di Indonesia, hal ini karena pentingnya komputer dalam peranan kehidupan sehari-hari misalnya dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang mana akan lebih baik dan cepat dengan menggunakan teknologi komputer. Saat ini, ada banyak sekali spesifikasi komputer yang bisa kita temukan dengan harga dan kualitas yang beraneka ragam. Dalam memilih spesifikasi komputer dipastikan bahwa sesuai dengan kebutuhan kita, misal kita prioritaskan komputer untuk bermain game maka hardware yang menjadi prioritas kita adalah VGA (Video Card) dengan tambahan spesifikasi komputer standar. Jika kita prioritas dalam media penyimpanan misalnya dalam menyimpan dokumen penting suatu perusahaan, menyimpan media file mp3,video, dsb maka diperlukan ruang disk yang besar sehingga lebih prioritas pada harddisk.

Ada banyak sekali jenis-jenis dari spesifikasi komponen dan hal perlu diingat bahwa perbandingan harga tidak menjamin suatu komponen memiliki kualitas bagus atau buruk, sebagai contoh ada 2 komponen hardware dengan 2 spesifikasi yang sama tetapi di produksi dari 2 perusahaan berbeda dan dengan harga berbeda pula, anggaplah nama komponennya komponen A1 dari perusahaan x dan komponen A2 dari perusahaan y, dari perbandingan spesifikasi keduanya sama tetapi harga komponen dari perusahaan x lebih tinggi dibandingkan harga komponen dari perusahaan y dan kebanyakan orang beranggapan bahwa semakin tinggi harga maka semakin tinggi kualitas suatu barang namun tidaklah selalu demikian, karena tidak selalu barang mahal memiliki kualitas yang lebih tinggi. Seperti kita ketahui bahwa rata-rata perkembangan pengguna komputer hampir menyamai perkembangan pengguna ponsel wlwpun perkembangan pengguna ponsel memiliki traffic lebih tinggi.

Baca Selengkapnya......

Selasa, 05 Oktober 2010

CONTOH WEB BAD DESIGN

http://www.ingenfeld.de/

disamping adalah contoh dari web yang bad design kenapa dikatakan demikian?

>| pertama karena ini web luar maka yang jadi masalah adalah bahasa. Web disamping tidak menggunakan bahasa inggris yang lazim dipakai tetapi menggunakan bahasa jerman yang perlu keterampilan khusus untuk mengartikannya.

>| kedua, ketika kita baru masuk web tersebut maka tampilan yang keluar banyak gambar-gambar yang tidak penting yang membuat kita bingung dengan isi web tersebut, terlebih lagi terdapat gambar yang tidak layak untuk dipublikasikan untuk lebih jelasnya kunjungi web nya.

>| ketiga, karena ini web yang bergerak dibidang perdangan/ penjualan terdapat banyak pilihan menu yang tidak sesuai dengan isi web dan banyak gambar yang meghalangi jadi tidak jelas menu-menu apa saja yang terdapat di dalam web tersebut.

Baca Selengkapnya......

Rabu, 29 September 2010

Pengolahan citra di bidang mengidentifikasi pesawat musuh melalui radar

Sekarang ini teknologi sudah semakin maju di berbagai bidang tidak terkecuali di bidang pertahanan atau militer. Ada satu teknologi yang biasanya dipakai oleh pihak militer, teknologi itu adalah pengolahan citra. Pengolahan citra adalah usaha untuk melakukan transformasi suatu citra/gambar menjadi citra lain dengan menggunakan teknik tertentu.Salah satu pengolahan citra yang dipakai oleh militer adalah Pengolahan citra pada bidang mengidentifikasi pesawat musuh melalui radar.

Untuk dapat melihat pesawat atau obyek di udara, sebuah radar memancarkan gelombang elektromagnetik dari sistem transmiternya. Setelah gelombang tersebut mengenai obyek di udara, gelombang itu lalu dipantulkan kembali oleh obyek untuk diterima receiver radar. Seluruh data tentang perbedaan waktu antara pengiriman dan diterimanya kembali gelombang pantulan diperhitungkan dengan arah horizontal dan vertikal antena, dikalkulasi oleh prosesing radar sehingga obyek yang tertangkap tersebut dapat ditentukan jarak dan arah (bearing) serta kecepatan dan ketinggiannya dari radar. Kemampuan yang dimiliki radar pertahanan udara modern ini disebut radar 3D (tiga dimensi: jarak, arah, dan ketinggian). Di beberapa negara, dengan prosesing tambahan, beberapa tipe radar dapat menentukan jenis dan macam pesawat yang tertangkap radar tersebut. Biasanya, setiap radar militer dan sipil juga dilengkapi dengan interogator IFF (identification friends or foe) yang sering disebut sebagai radar sekunder. Interogator ini mengirim sinyal pertanyaan yang disebut sebagai mode 1, mode 2 (khusus pesawat militer), mode 3/A (identifikasi untuk semua pesawat), dan mode C (pertanyaan tentang ketinggian terbang).

Beberapa negara telah mengembangkan sistem yang telah terbukti andal dalam beberapa konflik terakhir dan terus berkompetisi dengan pengembang pesawat dan pengembang radar. Tetapi, yang jelas, sistem yang andal ini masih dapat tertembus juga oleh sebuah pesawat yang sama sekali tidak dilengkapi dengan peralatan komunikasi radio dan tidak memiliki alat navigasi elektronis serta diterbangkan secara manual. Mungkin negara kita perlu juga mengadopsi teknologi ini untuk menambah kekuatan pengawasan ruang udara dan kekuatan deterrent kita. Di sisi lain, selain secara teknologi kita mampu, juga karena sifatnya yang pasif sehingga biaya pembuatan, operasi, dan perawatan pasti jauh lebih murah dibandingkan dengan hanya mengandalkan radar aktif.

sumber : wikipedia.com
google.com

Baca Selengkapnya......

Kamis, 17 Juni 2010

Seorang Pria Tewas usai Disengat Lebah 500 Kali

Seorang pria Amerika Serikat (AS) tewas setelah disengat oleh lebah sebanyak 500 kali di California. Pria tersebut diduga terkena serangan jantung yang diakibat oleh sengatan lebah tersebut.
Seperti dilansir Associated Press, Kamis (17/6/2010), saat diserang lebah, pria tersebut diketahui sedang mengoperasikan sebuah alat berat saat di San Diego, California pada hari Rabu 16 Juni tengah malam waktu setempat.
Pria tersebut melarikan diri saat lebah ganas tersebut menyerangnya. Namun meskipun dirinya sudah berlari sejauh 180 meter dan berlindung disebuah bangunan, nyawa pria tersebut tidak mampu diselamatkan. Pihak petugas medis mengatakan jika pria tersebut tewas akibat serangan jantung.
Sebelum dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal, petugas medis sempat memberikan pernapasan buatan namun tetap nyawanya tidak dapat diselamatkan lagi.
Pihak rumah sakit sendiri belum bersedia menjelaskan apakah serangan jantung yang disebabkan oleh sengatan lebah tersebut, dipicu oleh racun yang dikeluarkan oleh lebah yang menyerangnya. Penyebab resmi kematian pria malang tersebut hingga kini belum dikeluarkan oleh pihak rumah sakit.

Baca Selengkapnya......

Ratusan Gay Turki Hadiri Protes

Sekira 300 kaum gay, lesbian dan transeksual ambil bagian dalam protes mendukung kehormatan hak kaum gay di Istanbul, Turki. Mereka memprotes diskriminasi terhadap kaum gay di negara bermayoritas agama Islam tersebut.

"Homoseksual saat ini sekarat dan pemerintah tidak menyadari itu," ucapan para pengunjuk rasa. Dalam protes tersebut, beberapa nama kaum gay yang terbunuh dalam beberapa bulan terakhir di Turki juga turut dibacakan dalam protes tersebut. Demikian diberitakan AFP, Selasa (15/6/2010).

Dalam pesan mereka yang ditujukan kepada Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan pada Februari lalu, kelompok pembela gay mengecam pembunuhan atas 16 transeksual dalam waktu 16 bulan terakhir.

Homoseksualitas memang tidak ilegal di Turki, sebagian dari mereka bahkan ada yang meraih sukses dengan menekuni bidang hiburan di negara tersebut. Namun terlepas dari sekularitas di Turki, tetap saja tekanan sosial terhadap kaum gay di Turki amatlah besar. Bahkan mereka seringkali mendapatkan serangan dari warga-warga sekitar.

Baca Selengkapnya......

Mantan Napi Mendobrak Masuk Penjara

Terbiasa hidup di penjara mungkin sudah menjadi kenikmatan tersendiri bagi seorang mantan narapidana ini. Ia bahkan berusaha mendobrak masuk kembali ke dalam penjara, setelah tidak mampu beradaptasi dengan kehidupan diluar penjara.
Camilo Antonio yang dibebaskan dari penjara Manica Agricultural Mozambik setelah menjalani hukuman penjara 10 tahun, memutuskan untuk kembali ke dalam penjara. Pria yang dipenjara setelah membunuh ayah tirinya sendiri ini, dibebaskan pada tahun 2004 lalu.
Sejak dibebaskan, Antonio mengalami kesulitan untuk mencari pekerjaan. Tidak hanya itu, dia juga merasa ketakutan jika keluarga ayah tirinya akan membunuh dirinya untuk membalaskan dendam. Atas alasan itu, Antonio berusaha untuk mendobrak masuk penjara yang menjadi tempat tinggal selama 10 tahun dengan merubuhkan sebagian tembok penjara.
"Bagi saya, penjara merupakan tempat yang paling aman. Saya tidak ingin hidup di dalam penjara, tetapi tempat ini merupakan yang terbaik untuk kehidupan saya saat ini," ungkap Antonio seperti dikutip AFP, Kamis (17/6/2010).
Sepertinya upaya Antonio ini berhasil setelah dirinya ditangkap atas tuduhan membuat kerusakan terhadap properti pemerintah. Atas tuduhan baru ini, pria berusia 28 tahun tersebut mendapatkan hukuman penjara satu tahun.

Baca Selengkapnya......

Penemu Ular Berkepala Manusia Dibui

Zamroji (55), penemu sekaligus pemilik ular berkepala manusia resmi ditetapkan sebagai tersangka penipuan. Atas ulahnya mengelabui masyarakat, warga Desa Sukosewu, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar itu kini harus mendekam di balik sel tahanan mapolres Blitar.

Menurut keterangan Kasatreskrim Polres Blitar Ajun Komisaris Polisi Edy Herwiyanto, ular jadi-jadian (kepala manusia) yang sempat menyedot perhatian ratusan massa itu dipastikan palsu. Apa yang dituturkan Zamroji mengenai mimpi bertemu perempuan cantik, hingga menemukan ular berkepala manusia di Sumberbuntung hanyalah rekayasa.
“Motifnya adalah ekonomi. Dengan banyaknya orang yang datang pelaku akan mendapatkan keuntungan,” ujar Edy Herwiyanto kepada wartawan Selasa (15/6/2010). Dalam kasus ini Zamroji akan dihadapkan dengan pasal 378 KUHP dengan ancaman maksimal hukuman selama 5 tahun penjara.
Meski sementara ini Zamroji sebagai tersangka tunggal, menurut Edy, tidak tertutup kemungkinan kasus ini menyeret pelaku lainya. Sebab sejauh ini polisi masih memeriksa sejumlah saksi. Kita masih terus melakukan pengembangan pemeriksaan. “Bisa jadi tersangka akan bertambah,” pungkasnya.
Seperti diberitakan, Zamroji warga Desa Sukosewu, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar telah menemukan seekor ular dengan kepala menyerupai wajah manusia. Sejak ditemukan Sabtu (12/6) di tempat yang dikenal angker, ratusan orang mendatangi rumahnya.
Bahkan dalam waktu beberapa jam kotak amal dan parkir kendaraan mampu mengumpulkan uang hingga satu juta rupiah. Atas laporan warga, polisi pada Senin (14/6) membubarkan paksa pertunjukkan sekaligus menyita ular berkepala manusia. Sebab semuanya dari awal diduga hanya hasil kreativitas Zamroji dalam mencari uang.

Baca Selengkapnya......

Pemerintah Dorong PIM Alihkan Gas ke Batu Bara

Sempat terkendala masalah pasokan gas, PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) Nangroe Aceh Darussalam akan kembali dioptimalkan pemerintah. Walau pasokan gas nantinya masih belum mencukupi, penggunaan bahan bakar gas akan dialihkan menjadi batu bara.

Menurut Menteri BUMN Mustafa Abubakar, pasokan batu bara rencananya nanti akan didatangkan dari perusahaan pelat merah batu bara yaitu PT Batubara Bukit Asam (PTBA) Tbk.

"Oleh karenanya, kuncinya ada pada gas. Kalau belum ada gas, maka nanti dari batu bara. Kalau ada batu bara, nanti rencananya datang dari PTBA," ujar Mustafa di Kantor Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (17/6/2010).

Namun, Mustafa mengaku belum mengetahui jumlah batu bara yang akan dipasok dari PTBA tersebut. Tapi dia memastikan PTBA sudah memberikan komitmen untuk memberi pasokan batu bara ke PIM.

"Belum ada angkanya, tapi PTBA sudah memberikan komitmen untuk memberi pasaokan ke sana. Saya belum tahu jumlahnya," imbuhnya.

Selain itu, lanjutnya, kajian modifikasi terminal penerima (receiving terminal) gas alam cair (Liquid Natural Gas/ LNG) Arun oleh PT Pertamina dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) diusahakan bisa selesai tahun ini.

Dengan demikian, diharapkan pembangunan receiving terminal ini bisa mempercepat revitalisasi industri strategis di Aceh. Namun Mustafa mengatakan, pembangunan LNG Arun tersebut tidak menutup kemungkinan bergabungnya perusahaan swasta, selain dua perusahaan pelat merah itu.

"Tempo hari kan saya pernah sebut angka antara USD40 juta-USD50 juta, tapi belum tahu apakah nanti akan mengajak swasta atau murni PGN atau Pertamina saya belum tahu. Saya berharap pembangunan di situ bisa mempercepat revitalisasi industri strategis di sana," tandasnya.

Baca Selengkapnya......