Test

terima kasih telah mengunjungi blog saya

Rabu, 29 September 2010

Pengolahan citra di bidang mengidentifikasi pesawat musuh melalui radar

Sekarang ini teknologi sudah semakin maju di berbagai bidang tidak terkecuali di bidang pertahanan atau militer. Ada satu teknologi yang biasanya dipakai oleh pihak militer, teknologi itu adalah pengolahan citra. Pengolahan citra adalah usaha untuk melakukan transformasi suatu citra/gambar menjadi citra lain dengan menggunakan teknik tertentu.Salah satu pengolahan citra yang dipakai oleh militer adalah Pengolahan citra pada bidang mengidentifikasi pesawat musuh melalui radar.

Untuk dapat melihat pesawat atau obyek di udara, sebuah radar memancarkan gelombang elektromagnetik dari sistem transmiternya. Setelah gelombang tersebut mengenai obyek di udara, gelombang itu lalu dipantulkan kembali oleh obyek untuk diterima receiver radar. Seluruh data tentang perbedaan waktu antara pengiriman dan diterimanya kembali gelombang pantulan diperhitungkan dengan arah horizontal dan vertikal antena, dikalkulasi oleh prosesing radar sehingga obyek yang tertangkap tersebut dapat ditentukan jarak dan arah (bearing) serta kecepatan dan ketinggiannya dari radar. Kemampuan yang dimiliki radar pertahanan udara modern ini disebut radar 3D (tiga dimensi: jarak, arah, dan ketinggian). Di beberapa negara, dengan prosesing tambahan, beberapa tipe radar dapat menentukan jenis dan macam pesawat yang tertangkap radar tersebut. Biasanya, setiap radar militer dan sipil juga dilengkapi dengan interogator IFF (identification friends or foe) yang sering disebut sebagai radar sekunder. Interogator ini mengirim sinyal pertanyaan yang disebut sebagai mode 1, mode 2 (khusus pesawat militer), mode 3/A (identifikasi untuk semua pesawat), dan mode C (pertanyaan tentang ketinggian terbang).

Beberapa negara telah mengembangkan sistem yang telah terbukti andal dalam beberapa konflik terakhir dan terus berkompetisi dengan pengembang pesawat dan pengembang radar. Tetapi, yang jelas, sistem yang andal ini masih dapat tertembus juga oleh sebuah pesawat yang sama sekali tidak dilengkapi dengan peralatan komunikasi radio dan tidak memiliki alat navigasi elektronis serta diterbangkan secara manual. Mungkin negara kita perlu juga mengadopsi teknologi ini untuk menambah kekuatan pengawasan ruang udara dan kekuatan deterrent kita. Di sisi lain, selain secara teknologi kita mampu, juga karena sifatnya yang pasif sehingga biaya pembuatan, operasi, dan perawatan pasti jauh lebih murah dibandingkan dengan hanya mengandalkan radar aktif.

sumber : wikipedia.com
google.com

Baca Selengkapnya......