Setelah sempat dinyatakan sebagai hewan langka yang populasinya nyaris mendekati kepunahan, kini lokasi habibat burung bidadari Halmahera (semioptera wallacii) kembali ditemukan. Istimewanya, dua lokasi sekaligus didapati dengan jumlah populasi yang mencapai diatas 100-an ekor.
Demianus Bagali (43), salah seorang anggota Donga-donga Expedition yang juga merupakan pemerhati dan pelindung burung yang oleh warga lokal disebut weak-weka itu berhasil menemukannya setelah kurang lebih tiga bulan melakukan pemantauan burung tersebut.
Dua lokasi yang berhasil ditemukan Demianus itu, masing-masing di kawasan hutan Tanah Putih, Kabupaten Halmahera Barat, yang tak jauh dari lokasi lainnya di hutan kawasan Domato. Satunya lagi di kawasan hutan Labi-labi di area Taman Nasional Aketajawe, Kabupaten Halmahera Timur.
"Di kawasan Labi-labi, jumlahnya hampir mencapai 100-an ekor. Sementara di hutan Tanah Putih jumlahnya sekitar 30-an ekor saja," kata pria yang akrab disapa Ko Anu itu.
Penemuan ini sendiri disampaikan Demianus ketika bersama Okezone mengantar sejumlah wartawan dari salah satu stasiun tv Belanda yang melakukan liputan burung temuan Alfred Russel Wallace yang diberi nama standartwings bird of paradise itu.
Okezone yang memang pernah menjelajahi kawasan hutan Domato, Sidangoli, Halbar itu, memang diminta khusus untuk mengawal para wartawan VPRO itu bersama dua kontributor tv nasional selama dua hari, Jumat hingga Minggu akhir pekan lalu.
Sayangnya, Demianus enggan untuk mengantar rombongan ekspedisi tersebut menuju ke lokasi baru terutama kawasan hutan Tanah Putih jaraknya hanya sekitar 3 km dari kawasan hutan Domato.
"Jalannya belum saya rentas. Nanti kita sedikit kesulitan untuk menembus kesana. Nanti jika saya sudah buka jalurnya, saya akan ajak rekan-rekan untuk ke sana," kata Demianus.
Kehadiran para wartawan VPRO tersebut, tak lain adalah ingin merekam kembali jejak petualangan naturalis Alfred Russel Wallace (1823-1913) yang menemukan burung endemik Halamahera itu bersama ragam penemuannya selama berada di Maluku Utara 150 tahun lalu.
Penemuan lokasi habitat baru itu, tentunya menjadi "angin segar" mengingat keberadaan burung yang hanya hidup di belantara Halmahera dan terkenal dengan keindahan bulunya itu terbilang langka.
Populasi burung tersebut diperkirakan tinggal 70-an ekor saja dan tersebar di kawasan hutan Domato, kawasan Taman Nasional Aketajawe dan Lolobata di Haltim dan sekitar air terjun Goal dan kawasan gunung Gamkonora, Halmahera Barat.
Keberadaan burung tersebut sendiri di kawasan gunung Gamkonora belum terlacak apakah masih ada atau tidak pascameletusnya gunung tersebut pada 2007 lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar