Perdana Menteri Inggris David Cameron menggambarkan penyergapan yang dilakukan Israel terhadap kapal yang membawa bantuan kemanusian ke Gaza, amat tidak dapat diterima. Perdana Menteri Inggris yang baru saja dipilih tersebut mendesak Israel untuk menindaki secara arif kritikan yang dilayangkan dunia internasional.
Melalui sambungan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Cameron menyatakan jika Inggris menyesal atas adanya korban tewas dalam penyergapan terhadap konvoi enam kapal yang membawa bantuan kemanusiaan itu.
Sementara Menteri Luar Negeri Inggris William Hague menyatakan, Inggris mendesak dilakukannya penyelidikan independen atas insiden ini. "Inggris setuju dengan Uni Eropa serta mitra internasional untuk dilakukanya penyelidikan independen atas peristiwa menyedihkan ini," ungkap Hague seperti dikutip AFP, Selasa (1/6/2010).
Hague juga menekankan, jika PM Cameron mendorong Israel untuk membuka blokade terhadap Gaza agar aliran bantuan kemanusiaan dapat bebas masuk. "Penyergapan atas kapal membuktikan perlunya penghapusan pelarangan segala jenis bantuan kemanusiaan yang masuk ke wilayah Palestina," imbuh Hague.
Sementara Netanyahu yang berbicara di Ottawa sebelum membatalkan lawatannya ke Washington, Amerika Serikat (AS) mengungkapkan penyesalannya atas adanya korban jiwa saat pasukan Israel melakukan penyergapan. Kendati Netanyahu tetap membela diri jika pasukan Israel melepaskan tembakan karena nyawanya terancam oleh relawan yang melakukan perlawanan.
Hingga kini jumlah korban tewas secara pasti belum dapat ditentukan. Pihak Israel yang sebelumnya mengumumkan korban tewas berjumlah 10, meralat jumlah korban seraya menyebutkan korban tewas kini berjumlah sembilan orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar