Meski hubungan Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) saat ini masih dilanda ketegangan, tetap bantuan dari Korsel terus mengalir. Hari ini pemerintah Korsel menyetujui pengiriman susu formula untuk bayi ke Korut.
Pengiriman bantuan ini tampak kontras dengan keadaan hubungan negara bertetangga tersebut, menyusul ancaman perang setelah Korut dituduh melepaskan tembakan torpedo ke arah kapal perang Korsel beberapa waktu lalu. Insiden itu menyebabkan kapal perang Cheonan tenggelam dan menewaskan 46 awak kapalnya.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan yang memegang otoritas perbatasan antara kedua negara menyatakan, pengiriman susu untuk bayi tersebut dilakukan bukan dari Pemerintah Korsel. Bantuan tersebut diberikan oleh sebuah perusahaan swasta. Demikian dilansir AFP, Rabu (9/6/2010).
Selain bantuan berupa susu formula khusus untuk bayi, pada akhir bulan ini bantuan juga disertakan dengan uang sejumlah 320 ribu dolar atau sekira Rp2,9 miliar (Rp9,240 per dolar).
Pemerintah Korsel sendiri sudah memutuskan hubungan perdagangan dengan negara tersebut. Tenggelamnya kapal perang Cheonan akibat torpedo Korut membuat Pemerintah Lee Myung Bak marah besok, meskipun tuduhan ini terus menerus ditepis oleh Korut.
Kondisi rakyat Korea Utara sendiri saat ini bisa dikatakan dibawah garis kemiskinan. Banyak dari mereka menderita kekurangan pangan. Badan PBB yang mengurus kesejahteraan anak menyatakan satu dari tiga anak di Korut menderita kekurangan gizi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar