Perdana Menteri Thailand (PM) Abhisit Vejjajiva mengatakan, dirinya akan menerima apapun hasil penyelidikan bentrokan berdarah di Bangkok bulan lalu. Pihak penyelidik independen saat ini memang sedang direncanakan.
PM Abhisit saat ini terus dihujani kritikan dari lawan-lawan politiknya yang menuduhnya telah melakukan pelanggaran HAM. Hal tersebut didasari dari cara Abhisit mengatasi protes "Kaus Merah" dengan mengerahkan pihak militer. Militer Thailand dan "Kaus Merah" memang terlibat beberapa konfrontasi berdarah sejak protes terjadi pada pertengahan Maret lalu.
"Apapun hasil penyelidikan dari tim pencari fakta, saya dan Deputi Perdana Menteri Suthep Thaungsuban siap untuk menerima hasilnya," ungkap PM Abhisit dalam debat di parlemen.
"Pemerintah tidak akan turut campur dalam proses penyelidikan," imbuh PM Abhisit seperti dikutip AFP, Selasa (1/6/2010).
Protes anti-pemerintah Thailand yang dilakukan oleh "Kaus Merah" mencapai kilmaksnya pada 19 Mei lalu. Saat itu pihak militer berusaha membubarkan para pengunjuk rasa yang merupakan pendukung dari mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra. Pengunjuk rasa yang bertahan di pusat perbelanjaan Bangkok, diserang oleh militer dan menyebabkan beberapa dari mereka tewas.
Sementara korban tewas pada bentrokan tersebut menambah jumlah korban tewas pada aksi protes "Kaus Merah" sejak pertengahan Maret lalu, menjadi 88 orang. Selain itu sekira 1.900 lainnya dikabarkan terluka pada protes yang bertahan hampir dua bulan tersebut.
Kini PM Abhisit diperkirakan mampu selamat dari mosi tidak percaya yang sebelumnya akan diajukan oleh pihak parlemen. Selamatnya perdana menteri kelahiran Inggris ini tidak lepas dari mayoritas koalisi pemerintah yang menguasai majelis rendah Thailand.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar