Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan akan mewajibkan bus Metro Mini dan Kopaja yang beroperasi di Jakarta untuk menggunakan AC. Mendengar rencana tersebut, para sopir bus tiga perempat itu pun langsung menolak.
Mereka beralasan tidak mempunyai anggaran untuk melakukan peremajaan bus dan memasang AC. Seperti yang dikatakan Sumarno (48), pengemudi Metro Mini Jurusan Senen-Pondok Kopi.
"Kalau Metro mini pakai AC kita tidak sanggup karena untuk beli spare part saja uang sehari tidak cukup," ujarnya saat ditemui detikcom, Kamis (17/6/2010).
Menurut Sumarno, ia memang bukan pemilik bus Metro Mini yang dikemudikannya. Namun, ia memperkirakan kebijakan tersebut akan menambah beban operasi dan menaikkan tarif bagi penumpang.
"Ongkos pemasangan AC kan mahal, apalagi jika pakai AC harus nambah bahan lagi dan ongkosnya mahal," ungkap Pria asal Solo, Jawa Tengah, ini.
Senada dengan hal itu, pengemudi Metro Mini lainnya, Bambang (45) mengatkan, dengan pemakaian AC yang banyak akan memerlukan ongkos tambahan yang besar. Bisa saja tarif Metro Mini naik 100 persen dari saat ini Rp 2.000.
"Kalau tetap pakai AC, ya, harusnya ongkosnya juga naik sebesar Rp. 4000," jelasnya.
Dengan ongkos yang naik, Bambang memperkirakan jumlah penumpang akan berkurang dari biasanya.
"Rp 4.000 sekali jalan sehari mending dipakai kredit motor kalau jumlahnya dijumlahin sebulan. Biaya motor lebih murah sekarang bisa Rp 500 ribu sudah dapat motor," paparnya.
Namun begitu, Bambang menyerahkan sepenuhnya keputusan itu pada para pengusaha bus Metro Mini. "Kalau kita sebagai sopir kita senang juga kalau dingin. Kita ikut saja sama pemiliknya," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar